Mencari dan menjadi SAHABAT itu susah ketimbang mencari dan menjadi musuh. SAHABAT satu di cari lebih sulit ketimbang mencari seribu musuh dalam sehari. SAHABAT bukan hanya orang yang hadir di saat suka atau duka, tetapi SAHABAT adalah orang yang berani untuk menerima orang lain apa adanya tanpa terkecuali dan dengan setia berjalan bersamanya. Kalau namanya SAHABAT maka sudah tidak adalah keinginan di dalam dirinya sendiri untuk mencelakakan atau mengambil keuntungan dari sebuah relasi yang sedang dibangun.
Demikian halnya ketika kita sudah memutuskan untuk menjadi SAHABAT. KITA tidak mencariNYA saat kita membutuhkanNYA saja, atau ketika kita ada masalah baru kita mencari ALLAH. ALLAH adalah sahabat yang setia yang selalu ada bersama dengan kita setiap hari, setiap saat. HANYA saja kita yang kurang menjadi SAHABAT yang SETIA bagi ALLAH.
Injil hari ini berbicara keras mengenai membina persahabatan dengan ALLAH di tengah mammon yang menarik jiwa dan memikat hati. Semakin kita bersahabat dengan ALLAH maka semakin kita ditantang oleh mammon yang tak mau kalah untuk menjalin persahabatan dengan kita. Sampai pada titik ini kita harus banyak berpikir dan berefleksi untuk memutuskan mencintai ALLAH dan bersahabat denganNYA atau mencintai mammon dan pada saat yang sama kita memutuskan hubungan dengan ALLAH. Sebab, tidak mungkin kita menggenggam dalam tangan yang sama sebuah persahabatan dengan ALLAH dan dengan mammon.
Marilah kita memeriksa batin kita, apa isi di dalam batin dan hati kita saat ini. Atau ALLAH atau mammon? Mammon kebencian, mammon keserakahan, mammon kecemburuan, mammon ketidakjujuran, mammon kepalsuan, mammon kemarahan, mammon keirihatian, mammon dendam dan segala jenis mammon yang kerap telah memutuskan hubungan persahabatan kita dengan ALLAH. Miliki sebuah persahabatan dengan ALLAH di dalam hidup kita maka kita akan berani meninggalkan mammon-mammon yang semakin menjauhkan kita dari cinta kasih ALLAH.
Minggu, 21 September 2025
Minggu Biasa XXV
Dasar Biblis Amsal 8:4-7; 1Timotius 2:1-8 dan Lukas 16:1-13
Oleh: RD. Ryano Tagung
(Pastor Paroki Hati Maha Kudus Tuhan Yesus Pota)